ILMU PANGRACUTAN (ILMU KESEMPURNAAN WARISAN KANJENG SUNAN KALIJAGA)
Tantira Wildan
https://www.facebook.com/nyi.amerta
https://www.facebook.com/nyi.amerta
“BADANINGSUN
JASMANI WUS SUCI, INGSUN GAWA MARANG KAHANAN JATI TANPO JALARAN PATI,
BISO MULYO SAMPURNA WALUYA URIP SALAWASE, ANA ING ALAM DONYA INGSUN URIP
TUMEKANE ‘ALAM KAHANAN JATI INGSUN URIP, SAKA KODRAT IRADATINGSUN, DADI
SAKCIPTANINGSUN, ANA SASEDYANINGSUN, TEKA SAKARSANINGSUN.”
“Badan jasmani ku telah suci,
kubawa dalam kehidupan sejati yang tidak diakibatkan kematian, dapat
sempurna abadi selamanya, di dunia aku hidup, sampai di alam sejati aku
juga hidup, dari kodrat iradat KU, terjadilah apa yang KU pikirkan, apa
yang KU inginkan ada dan datang apa yang KU kehendaki” (Kanjeng Sunan
Kalijaga)
Itulah mantra Ilmu Pangracutan
yang terkenal sejak dipergunakan oleh Sunan Kalijogo dan Syekh Siti
Jenar. Dua pendekar wali tanah Jawa ini terkenal karena kemampuannya
untuk meracut seketika dan tiba-tiba. Meracut artinya melepaskan nyawa
dari tubuh.
Menurut Sunan Kalijogo yang
mendapatkan inti sari ilmu dari Sunan Ampel —-sebagaimana manuskrip
huruf Jawa Serat Kekiyasaning Pangracutan Serat Kekiyasaning karya
Sultan Agung Raja Mataram (1613-1645) yang ditulis kembali pada tahun
shaka 1857 / 1935 masehi oleh R. Ng. Rongowarsito —-untuk menguasai ILMU
PANGRACUTAN seseorang perlu memiliki dasar kemampuan spiritual yang
mapan dan mumpuni. Kemampuan spiritual itu adalah mukjizat seperti yang
di alami para Nabi, atau datangnya karomah seperti para Wali, atau
datangnya Ma’unah seperti para mukmin khos.
Caranya adalah menjalani apa yang disebut LAKU LAMPAH 1000. Detail lakunya sebagai berikut:
1. Menahan hawa nafsu, 1000 HARI (siang dan malam)
2. Menahan Syahwat (Seks), 100 hari (siang dan malam)
3. Tidak berbicara, topo bisu 40 hari (siang dan malam)
4. Puasa padam api (pati geni) 7 hari 7 malam
5. Melek, lamanya 3 hari 3 malam
6. Pati raga/Raga Sukma, tidak bergerak-gerak lamanya sehari semalam
2. Menahan Syahwat (Seks), 100 hari (siang dan malam)
3. Tidak berbicara, topo bisu 40 hari (siang dan malam)
4. Puasa padam api (pati geni) 7 hari 7 malam
5. Melek, lamanya 3 hari 3 malam
6. Pati raga/Raga Sukma, tidak bergerak-gerak lamanya sehari semalam
Keterangan sebagai berikut: Menahan hawa nafsu, bila telah mendapat 900 hari, lalu diteruskan dengan Menahan syahwat selama 40 hari lalu dirangkap juga dengan Membisu tanpa berpuasa selama 40 hari. Adapun membisu bila sampai pada 33 hari dilanjutkan dengan, Pati geni selama 7 hari tujuh malam, setelah mendapat 4 hari 4 malam dilanjutkan dengan Jaga selama 3 hari tiga malam, bila sudah mendapatkan 2 hari 2 malam dilanjutkan dengan Pati raga/Raga Sukma sehari semalam.
Pakar ilmu kebatinan menamakan
pati raga dengan kemampuan Meraga Sukma yang sangat bermanfaat karena
bisa: 1. Mendekatkan yang jauh, 2. Apa yang dipikirkan akan terjadi 3.
Mendatangkan apa yang dikehendaki, 4. Sangat bermanfaat bila digunakan
di jalan yang benar termasuk bila telah sampai pada sakaratul maut. 5.
Sarana melatih kenyataan, supaya dapat mengetahui pisah dan kumpulnya
Kawula dan Gusti.
@Waspada: Saat latihan harus
serius dan dipandu oleh yang sudah menguasai karena kita akan melewati
alam kematian. Bila lengah akan mengakibatkan kematian permanen.
Adapun cara Pati Raga/Raga Sukma sebagai berikut:
1. Tangan Sedekap dengan kaki
lurus berdempet, menutup kesemua lubang, jari-jari kedua belah tangan
saling bersilang, ibu jari bertemu keduanya, lalu ditumpangkan di dada.
Dalam sikap tidur itu kedua belah kaki diluruskan, ibu jari kaki saling
bertemu, kelamin diamankan agar tidak terhimpit paha.
2. Pandangan memandang lurus dari
ujung hidung lurus ke dada hingga tampak lurus melalui pusar hingga
memandang ujung jari. Setelah semuanya dapat terlihat lurus maka memulai
menarik nafas tadi. Dari kiri tariklah kekanan dan dari arah kanan
tariklah kekiri. Kumpulnya menjadi satu berada di pusar beberapa saat
lamanya, maka tariklah keatas pelan-pelan jangan tergesa-gesa. Kumpulkan
nafas, tanafas, anafas, nufus gaib lalu pejamkan mata dengan
perlahan-lahan, mengatubkan bibir dengan rapat, gigi dengan gigi
bertemu. Pada saat itulah heningkan cipta, menyerah dengan segenap
perasaan yang telah menyatu, pasrah kepada diri sejati kita pribadi.
Setelah itu, baca dengan kesadaran batin dibawah ini:
MANTRA1
INGSUN DZATING GUSTI KANG ASIFAT ESA, ANGLIMPUTI ING KAWULANINGSUN, TUNGGAL DADI SAKAHANAN, SAMPURNA SAKA ING KUDRATINGSUN.
===Aku mengumpulkan Kawula Gusti yang bersifat Esa, meliputi dalam kawulaku, satu dalam satu keadaan dari kodrat-Ku=.
MANTRA 2
INGSUN DZAT KANG AMAHA SUCI KANG SIFAT LANGGENG, KANG AMURBA AMISESA KANG KAWASA, KANG SAMPURNA NILMALA WALUYA ING JATININGSUN KALAWAN KUDRATINGSUN.
INGSUN DZAT KANG AMAHA SUCI KANG SIFAT LANGGENG, KANG AMURBA AMISESA KANG KAWASA, KANG SAMPURNA NILMALA WALUYA ING JATININGSUN KALAWAN KUDRATINGSUN.
===Aku sebenarnya Dzat Yang Maha
Suci, bersifat kekal, menguasai segala sesuatu, sempurna tanpa cacat,
kembali pada hakekat-Ku, karena kodrat-Ku.
MANTRA 3
INGSUN DZAT KANG MAHA LUHUR KANG JUMENENG RATU AGUNG, KANG AMURBA AMISESA KANG KAWASA, ANDADEKAKE ING KARATONINGSUN KANGA GUNG KANG AMAHA MULYA. INGSUN WENGKU SAMPURNA SAKAPRABONINGSUN, SANGKEP, SAISEN-ISENING KARATONINGSUN, PEPAK SABALANINGSUN, KABEH ORA ANA KANG KEKURANGAN, BYAR GUMELAR DADI SACIPTANINGSUN KABEH SAKA ING KUDRATINGSUN.
INGSUN DZAT KANG MAHA LUHUR KANG JUMENENG RATU AGUNG, KANG AMURBA AMISESA KANG KAWASA, ANDADEKAKE ING KARATONINGSUN KANGA GUNG KANG AMAHA MULYA. INGSUN WENGKU SAMPURNA SAKAPRABONINGSUN, SANGKEP, SAISEN-ISENING KARATONINGSUN, PEPAK SABALANINGSUN, KABEH ORA ANA KANG KEKURANGAN, BYAR GUMELAR DADI SACIPTANINGSUN KABEH SAKA ING KUDRATINGSUN.
===Aku Dzat yang Maha Luhur, yang
menjadi Raja Agung. Yang menguasai segala sesuatu, yang kuasa
menjadikan istana-Ku, yang Agung Maha Mulia, Ku Kuasai dengan sempurna
dari kebesaran-Ku, lengkap dengan segala isinya Keraton-Ku, lengkap
dengan bala tentara-Ku, tidak ada kekurangan, terbentang jadilah semua
ciptaanKu, ada segala yang Ku-inginkan, karena kodrat-Ku.
MANTRA 4
JISIMINGSUN KANG KARI ANA ING ALAM DUNYA, YEN WIS ANA JAMAN KARAMAT KANG AMAHA MULYA, WULU KULIT DAGING GETIH BALUNG SUNGSUM SAPANUNGGALANE KABEH, ASALE SAKA ING CAHYA MULIHA MARING CAHYA, SAMPURNA BALI INGSUN MANEH, SAKA ING KODRATINGSUN.
JISIMINGSUN KANG KARI ANA ING ALAM DUNYA, YEN WIS ANA JAMAN KARAMAT KANG AMAHA MULYA, WULU KULIT DAGING GETIH BALUNG SUNGSUM SAPANUNGGALANE KABEH, ASALE SAKA ING CAHYA MULIHA MARING CAHYA, SAMPURNA BALI INGSUN MANEH, SAKA ING KODRATINGSUN.
===Aku meracut jisim-Ku yang
masih tertinggal di alam dunia, bila telah tiba di zaman keramatullah
yang Maha Mulia, bulu, kulit, kuku, darah, daging, tulang, sungsum
keseluruhannya, yang berasal dari cahaya, yang berasal dari bumi, api,
angin, bayu kalau sudah kembali kepada anasir-Ku sendiri-sendiri, lalu
aku racut menjadi satu dengan sempurna kembali kepada-Ku, karena
kodrat-Ku.
MANTRA 5
AKU MENARIK ANAK-KU YANG SUDAH PULANG KERAHMATULLAH, KAKI, NINI, AYAH, IBU, ANAK DAN ISTERI, SEMUA DARAH-KU YANG MEMANG SALAH TEMPATNYA, SEMUANYA AKU TARIK MENJADI SATU DENGAN KEADAAN-KU, MULIA SEMPURNA KARENA KODRAT-KU. AKU MENGUKUT KEADAAN DUNIA, AKU JADIKAN SATU DENGAN KEADAANKU, KARENA KODRAT-KU. KETURUNANKU YANG MASIH TERTINGGAL DI ALAM DUNIA, SEMUANYA SEMOGA MENDAPATKAN KEBAHAGIAAN, KAYA DAN TERHORMAT, JANGAN SAMPAI ADA YANG KEKURANGAN, DARI KODRAT-KU.
AKU MENARIK ANAK-KU YANG SUDAH PULANG KERAHMATULLAH, KAKI, NINI, AYAH, IBU, ANAK DAN ISTERI, SEMUA DARAH-KU YANG MEMANG SALAH TEMPATNYA, SEMUANYA AKU TARIK MENJADI SATU DENGAN KEADAAN-KU, MULIA SEMPURNA KARENA KODRAT-KU. AKU MENGUKUT KEADAAN DUNIA, AKU JADIKAN SATU DENGAN KEADAANKU, KARENA KODRAT-KU. KETURUNANKU YANG MASIH TERTINGGAL DI ALAM DUNIA, SEMUANYA SEMOGA MENDAPATKAN KEBAHAGIAAN, KAYA DAN TERHORMAT, JANGAN SAMPAI ADA YANG KEKURANGAN, DARI KODRAT-KU.
MANTRA 6
AKU MENGAMALKAN AJI PENGASIH, KEPADA SEMUA MAHKLUK-KU, BESAR, KECIL, TUA, MUDA, LAKI-LAKI, PEREMPUAN, YANG MENDENGAR DAN MELIHAT SEMOGA WELAS ASIH PADAKU, KARENA KODRAT-KU.
AKU MENGAMALKAN AJI PENGASIH, KEPADA SEMUA MAHKLUK-KU, BESAR, KECIL, TUA, MUDA, LAKI-LAKI, PEREMPUAN, YANG MENDENGAR DAN MELIHAT SEMOGA WELAS ASIH PADAKU, KARENA KODRAT-KU.
MANTRA 7
AKU MENERAPKAN DAYA KESAKTIAN, KEPADA SEMUA MAHKLUK-KU, BARANG SIAPA YANG TIDAK MENGINDAHKAN AKU, AKAN TERKENA AKIBAT DARI KESAKTIAN-KU, KARENA KODRAT-KU.
AKU MENERAPKAN DAYA KESAKTIAN, KEPADA SEMUA MAHKLUK-KU, BARANG SIAPA YANG TIDAK MENGINDAHKAN AKU, AKAN TERKENA AKIBAT DARI KESAKTIAN-KU, KARENA KODRAT-KU.
Setelah selesai membaca mantra di
atas, hati ditenangkan dan rasakan sensasinya. Kadang muncul sesak
nafas namun harus ditertibkan lagi selalu ingat pada Tuhan dan sentosa.
Penting untuk menjaga agar jangan sampai kacau balau pernapasan karena
nafas itu ikatan badan berada di hati dan menjadi jembatan yang
menghubungkan antara fikiran dan hati.
Bila sudah begitu roh larut lalu
terasalah kram seluruh organ tubuh, mengakibatkan mata menjadi kabur,
telinga menjadi lemas, hidungpun lemah lubang hidung menciut, lidah
mengerut, akhirnya cahaya suram, suara hilang, yang tinggal hanyalah
hidupnya fikir dan dzikir saja.
Kita akan merasakan nikmat pada
seluruh bagian tubuh, melebihi kenikmatan ketika mengeluarkan rahsa saat
bersenggama. Pada saat itulah di batin akan muncul tekad yang kuat
bahwa kita ini hidup langgeng karena ada Dzat yang Maha Hidup di dalam
diri kita dan kita akan karam dimabuk rindu pada DZAT-NYA….
wallahu’alam.
Begitulah sedikit yang bisa saya sampaikan dan mohon maaf bila ada kekurangan. Wassalamualaikum wr wb. @@@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar