Jumat, 28 Desember 2012

BASA CERBON

BASA CERBON

Bahasa Cirebon atau disebut oleh masyarakat setempat sebagai Basa Cerbon ialah bahasa yang dituturkan di pesisir utara Jawa Barat terutama mulai daerah Pedes hingga Cilamaya di Kabupaten Karawang, Blanakan, Pamanukan, Pusakanagara, Pusaka Ratu, Compreng di Kabupaten Subang, Jatibarang di Kabupaten Indramayu, Ligung, Jatitujuh, Sumberjaya, Dawuan, Kasokandel, Kertajati, Palasah, Jatiwangi[1], Sukahaji dan Sindang[2] di Kabupaten Majalengka sampai Cirebon dan Losari Timur di Kabupaten Brebes di Provinsi Jawa Tengah

Dahulu dialek ini digunakan dalam perdagangan di pesisir Jawa Barat mulai Cirebon yang merupakan salah satu pelabuhan utama, khususnya pada abad ke-15 sampai ke-17. Bahasa Cirebon dipengaruhi pula oleh budaya Sunda karena keberadaannya yang berbatasan langsung dengan kebudayaan Sunda, khususnya Sunda Kuningan dan Sunda Majalengka dan juga dipengaruhi oleh Budaya China, Arab dan Eropa hal ini dibuktikan dengan adanya kata "Taocang (Kuncir)" yang merupakan serapan China, kata "Bakda (Setelah)" yang merupakan serapan Bahasa Arab dan kemudian kata "Sonder (Tanpa)"[3] yang merupakan serapan bahasa eropa (Belanda). Bahasa Cirebon mempertahankan bentuk-bentuk kuno bahasa Jawa seperti kalimat-kalimat dan pengucapan, misalnya ingsun (saya) dan sira (kamu) yang sudah tak digunakan lagi oleh bahasa Jawa Baku.
Beberapa ahli percaya bahwa Sastra Cirebonan dalam bentuk tulisan telah ada sebelum permulaan zaman hindu dan telah mempengaruhi kebudayaan masyarakat Jawa. sebagai hasilnya dapat ditemui dua macam hasil karya sastra cirebonan, yang disebut "tembang gedhe dan tembang tengahan" setelah Cirebon dijadikan pusat dari penyebar agama islam oleh walisanga, yang diperkirakan sekitar abad ke 14 - 15masehi, "tembang cilik" yang kebanyakan orang menyebutnya sebagai "tembang macapat" muncul. setelah beberapa hasil karya sastra telah selesai ditulis, banyak cerita sejarah atau legenda menyebar ke masyarakat melalui komunikasi (tatap muka).[4]

[sunting]Perdebatan Bahasa Cirebon (Dialek Bahasa Jawa atau Bahasa Mandiri)

Perdebatan tentang Bahasa Cirebon sebagai Sebuah Bahasa yang Mandiri terlepas dari Bahasa Sunda dan Jawa telah menjadi perdebatan yang cukup Panjang, serta melibatkan faktor Politik Pemerintahan, Budaya serta Ilmu Kebahasaan.

[sunting]Bahasa Cirebon Sebagai Sebuah Dialek Bahasa Jawa

Penelitian menggunakan kuesioner sebagai indikator pembanding kosakata anggota tubuh dan budaya dasar (makan, minum, dan sebagainya) berlandaskan metode Guiter menunjukkan perbedaan kosa kata bahasa Cirebon dengan bahasa Jawa di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai 75 persen, sementara perbedaannya dengan dialek di Jawa Timur mencapai 76 persen.[5] Untuk diakui sebagai sebuah bahasa tersendiri, suatu bahasa setidaknya membutuhkan sekitar 80% perbedaan dengan bahasa terdekatnya.[5]
Meski kajian Linguistik sampai saat ini menyatakan bahasa Cirebon ”hanyalah” dialek (Karena Penelitian Guiter mengatakan harus berbeda sebanyak 80% dari Bahasa terdekatnya), namun sampai saat ini Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2003 masih tetap mengakui Cirebon sebagai bahasa dan bukan sebagai sebuah dialek. Dengan kata lain, belum ada revisi terhadap perda tersebut. Menurut Kepala Balai Bahasa Bandung Muh. Abdul Khak, hal itu sah-sah saja karena perda adalah kajian politik. Dalam dunia kebahasaan menurut dia, satu bahasa bisa diakui atas dasar tiga hal. Pertama, bahasa atas dasar pengakuan oleh penuturnya, kedua atas dasar politik, dan ketiga atas dasar Linguistik.
Bahasa atas dasar politik, contoh lainnya bisa dilihat dari sejarah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia yang sebenarnya berakar dari bahasa Melayu, seharusnya dinamakan bahasa Melayu dialek Indonesia. Namun, atas dasar kepentingan politik, akhirnya bahasa Melayu yang berkembang di negara Indonesia –oleh pemerintah Indonesia– dinamakan dan diklaim sebagai bahasa Indonesia. Selain alasan politik, pengakuan Cirebon sebagai bahasa juga bisa ditinjau dari batasan wilayah geografis dalam perda itu. Abdul Khak mengatakan, Cirebon disebut sebagai dialek jika dilihat secara nasional dengan melibatkan bahasa Jawa.
Artinya, ketika perda dibuat hanya dalam lingkup wilayah Jabar, Cirebon tidak memiliki pembanding kuat yaitu bahasa Jawa. Apalagi, dibandingkan dengan bahasa Melayu Betawi dan Sunda, Cirebon memang berbeda.[6]

[sunting]Bahasa Cirebon sebagai Bahasa Mandiri

Revisi Perda, sebenarnya memungkinkan dengan berbagai argumen linguistik. Namun, kepentingan terbesar yang dipertimbangkan dari sisi politik bisa jadi adalah penutur bahasa Cirebon, yang tidak mau disebut orang Jawa maupun orang Sunda. Ketua Lembaga Basa lan Sastra Cirebon Nurdin M. Noer mengatakan, bahasa Cirebon adalah persilangan bahasa Jawa dan Sunda. Meskipun dalam percakapan orang Cirebon masih bisa memahami sebagian bahasa Jawa, dia mengatakan kosakata bahasa Cirebon terus berkembang tidak hanya ”mengandalkan” kosa kata dari bahasa Jawa maupun Sunda.
”Selain itu, bahasa Cirebon sudah punya banyak dialek. Contohnya saja dialek Plered, Jaware, dan Dermayon,” ujarnya. Jika akan dilakukan revisi atas perda tadi, kemungkinan besar masyarakat bahasa Cirebon akan memprotes.
Pakar Linguistik Chaedar Al Wasilah pun menilai, dengan melihat kondisi penutur yang demikian kuat, revisi tidak harus dilakukan. justru yang perlu dilakukan adalah melindungi bahasa Cirebon dari kepunahan..[7]

[sunting]Aksara Cirebon

Aksara Cirebon merupakan jenis aksara yang telah digunakan dalam penulisan Bahasa Cirebon sejak masa penggunaan Bahasa Cirebon Kuna, secara garis besar aksara yang digunakan terbagi menjadi dua yaitu Aksara Arab Pegon dan Aksara Cacarakan. Aksara Arab Pegon merupakan aksara Arab Melayu namun dalam penulisannya di Cirebon menggunakan Bahasa Cirebon sementara Cacarakan merupakan jenis aksara yang sama dengan yang digunakan pada kebudayaan Jawa dan Bali dengan dikenalnya "Ha Na Ca Ra Ka".

[sunting]Kosakata

Sebagian besar kosakata asli dari bahasa ini tidak memiliki kesamaan dengan bahasa Jawa standar (Surakarta/Yogyakarta) baik secara morfologi maupun fonetik. Memang bahasa Cirebon yang dipergunakan di Cirebon dengan di Indramayu itu meskipun termasuk bahasa Jawa, mempunyai perbedaan cukup besar dengan “bahasa Jawa baku”, yaitu bahasa yang diajarkan di sekolah-sekolah yang berpegang kepada bahasa Jawa Solo. Dengan demikian, sebelum 1970-an, buku-buku pelajaran dari Solo tak dapat digunakan karena terlalu sukar bagi para murid (dan mungkin juga gurunya). Oleh karena itu, pada 1970-an, buku pelajaran itu diganti dengan buku pelajaran bahasa Sunda yang dianggap akan lebih mudah dimengerti karena para pemakai bahasa Sunda “lebih dekat”. Akan tetapi, ternyata kebijaksanaan itu pun tidak tepat sehingga muncul gerakan untuk menggantinya dengan buku dalam bahasa yang digunakan di wilayahnya, yaitu Bahasa Jawa dialek Cirebon. [8] namun penerbitan buku penujang pelajaran bahasa daerah yang terjadi tahun selanjutnya tidak mencantumkan kata "Bahasa Jawa dialek Cirebon" lagi, akan tetapi hanya menggunakan kata "Bahasa Cirebon" hal ini seperti yang telah dilakukan pada penerbitan buku penunjang pelajaran bahasa cirebon pada tahun 2001 dan 2002. "Kamus Bahasa Cirebon" yang ditulis oleh Sudjana sudah tidak mencantumkan Kata "Bahasa Jawa dialek Cirebon" namun hanya "Kamus Bahasa Cirebon" begitu juga penerbitan "Wyakarana - Tata Bahasa Cirebon" pada tahun 2002 yang tidak mununjukan lagi keberadaan Bahasa Cirebon sebagai bagian dari Bahasa Jawa, namun menunjukan eksistensi Bahasa Cirebon sebagai bahasa yang mandiri.

[sunting]Perbandingan Bahasa Cirebon Bagongan (Bahasa Rakyat)

Berikut merupakan perbandingan antara bahasa Cirebon dengan bahasa lainnya yang dianggap serumpun, yaitu bahasa Jawa Serang (Jawa Banten), Bahasa Jawa dialek Tegal dan Pemalangan serta Bahasa Jawa Baku (dialek Surakarta - Yogyakarta) dalam level Bagongan atau Bahasa Rakyat.
Banten UtaraCirebonan & Dermayon[9]BanyumasanTegal, BrebesPemalangSolo/JogjaIndonesia
kitakita/reang/isuninyong/nyonginyong/nyongnyongakuaku/saya
siresirarikakoenkoekowekamu
pisanpisanbangetnemen/temennemen/temen/teotenansangat
keprimenkepriben/kepriwekepriwekepriben/priben/pribekeprimen/kepriben/primen/prime/priben/pribepiye/kepriyebagaimana
oreora/belioraora/belihoraoratidak
manjingmanjingmlebumanjing/mlebumanjing/mlebumlebumasuk
areparep/panareppanpan/pen/ape/pakarepakan
sakesingsekangsingkadi/kadingsekodari
kelambiKelambiKelambiKelambiKelambiKelambiPakaian
KulonKulonKulonKulonKulonKulonBarat
TukuTukuTukuTukuTukuTukuBeli
DurungDurungDurungDurungDurungDurungBelum
KependakKepetukKepetukKepetukKetemuBertemu
BiseBisaBisaBisaBisoIsoBisa
LanLanLanLanLanLanDan
TekeTekaTekaTekaTekaTekaDatang
KareKaroKaroKaroKaroKaroDengan
EntekEntek / Kasepan*EntekEntekEntekEntekHabis (* kasepan = kehabisan barang karena terlambat datang)

[sunting]Perbandingan Bahasa Cirebon Bebasan (Bahasa Halus)

Berikut ini adalah perbandingan antara bebasan (Bahasa Halus) Cirebon, bebasan Pemalangan, dengan bebasan Serang (Jawa Banten)
Banten UtaraCirebonan & Dermayon[10]Pemalangan/TegalanIndonesia
KasihJenengJeneng/nami/asmiNama
BotenBotenMbotenTidak
TetehRara/YayuMbak/mbakyuKakak perempuan (mbak)
Koh/iku/punikuKuh/punikuPuniku/nikuItu
KepetukKapanggihKepanggihKetemu
IkiKihNikiIni
nggihInggihInggih/nggihYa
UgiUgiUgiJuga
KelipunPunapaKenging nopoKenapa
HampuraHampuraNgampuntenMaaf
SegeSekulSekulNasi
LinggarKesahTindak/kesahPergi
DarbeGadahKagunganPunya
SenikiSenikiSaknikiSekarang
Matur nuhunMatur nuwun/kesuwunMatur nuwunTerima kasih
Ayun ning pundiBade pundiBade teng pundiMau kemana?
PasarPekenPekenPasar
SalahSawonSalahSalah
KuleKulaKuloSaya
UningUningNgertosTahu
BangkitSagedSagedBisa
NapikSampunAmpunJangan
NireSampeyan / PanjenenganNjenenganAnda
CepeCapehTeroseKata
GelemBadeBadeMau
SareKilemTilemTidur
MantukWangsulWangsulPulang
SaosMawonMawonSaja
WauWauWauTadi
KepetukKapanggihKepanggihKetemu
MalerMaksihTasehMasih

[sunting]Kamus Bahasa Indonesia - Cirebon

Berikut adalah Kamus yang berisi kosakata bahasa Cirebon Bagongan, Bahasa Cirebon Bebasan, Indramayu Ngoko dan Indramayu Krama (Masyarakat Indramayu menyebut Bahasa Bagongan dengan sebutan Bagongan atau Ngoko dan Bebasan dengan sebutan Krama atau Besiken[11]) serta terjemahannya dalam Bahasa Indonesia
Cirebon BagonganCirebon Bebasandialek Indramayu Bagongan / Ngoko[12]dialek Indramayu Krama / Besiken[13]Bahasa IndonesiaPenjelasan
Abad?AbadLestantumAbad
AbangAbritAbangAbritMerah
Abot?AbotAwratBerat
AdiAdiAdik (Secara Umum Laki-Laki dan Perempuan)
Nang / EnangAyiNangRayiAdik (Laki-Laki)
Neng / EnengYayiNengYayiAdik (Perempuan)
AdohTebihAdohTebihJauh
AdolSadeanAdolSadeanDagang
AduAbenAduAbenAdu
AdusSiramAdusSiramMandi
Adhem?AdhemAsrepSejuk
AgamaAgamiAgamaAgamiAgama
AjaSampunJangan(Sampun teng Riku! = "Jangan Disitu!"
AkehKatahAkehKatahBanyak
KakangRakaKakangRakaKakak Laki-Laki
AkiKiKaki?Kakek
AkuAkênAku (Mengaku)ngaken (mengaku)
Alas / LuwungWanaAlasWanaHutan
Alih?Pindah(Ingsun sampun ngalih teng Kuningan = Saya sudah pindah ke Kuningan)
AmargaAmargiAkibat(amargi ingsun mboten uning kepripun pakemipun basa Bebasan Cirebon ingkang leres = akibatnya saya tidak tahu bagaimana peraturan bahasa Bebasan Cirebon yang benar)
Aig / AgeAglisCepet / GageEnggalSegera
AmbaWiwirAmbaWiyarLuas
AmbirSupadonBiar
Amit /Permisi?AmitNuwun SewuPermisi
AnaWentenAnaWontenAda
AngelSusahAngelSesahaSusah
AngonAngenAngonAngenGembalaNgangon Kebo (Menggembala Kerbau)
Angot?KumatKimatKambuh
AntaraneAntawiseAntaraneAntawiseAntaranya
ApaPunapaApaPunapaApa
ApikSaeApikSaeBaik
AranJeneng / AsmiAranNami/AsmiNama
ArepAjengArepAjengAkan
Arep mendhiBade pundiArep mendhi / Garep MendhiBade pundiMau ke mana?
Asli?AsliSesupeAsli
Asu?AsuSegawonAnjing
AtiManahAtiManahHati
AturanPakemAturan
AwanSiyangAwanRina / SiangSiang
AwakSelira / BadanAwakSalira / BadanBadan
AyamSawungAyamSawungAyam
BaeMawonBaeMawonSaja
BagenSanggineBagenKêrsanipunBiarkan
BagusSaeBagusSaeBagus
BakaMenawiBakaMenawaKalau
BalikWangsulBalikWangsulPulang
BanyuToyaBanyuToyaAir
BapakRamaBapakRamaBapak
BaturRencangBaturRencangKawan
BanyuToyaBanyuToyaAir
BariKaliyanBarengSesarenganBersama
Bawi?CelengAndhapanBabi
Bebek?BebekKambanganBebek
BelahPalihBelahPalihSepalih (sebelah)
Beli / OraBotenTidak
BênêrLêrêsBênêrLêrêsBenar
Bendrongan?Main Musik(Main Musik Dengan Alat Seadanya disebut "Bendrongan"
BêngênRumiyenBêngênRumiyin / SengenDahulu
BêngiDaluBêngiDaluMalam
BerasUwosBerasUwosBeras
Bobad?BobadBohong
Bocah / AnakLareAnakLareAnak
Bokat?Takut / Barangkali"aja ning ngerep nok..!!, bokat ketendang!" (jangan di depan nak!! (perempuan), Takut tertendang!)
"isun arep ngulur batur-batur nang alun-alun, bokat bae ana mengkana" (saya hendak mencari anak-anak di alun-alun, barangkali saja ada di sana)
Bonggan?Awas!Digunakan ketika kesal pada sesuatu atau Menantang
BrêsiRêsikBersihRêsikBersih
BubarBibarBubarBibarBubar
Bulit?Curang
BuriWingkingBuri / GuriWingkingBelakangNang Buri, Teng Wingking (Di Belakang)
Buru-BuruKêsusuBuru-BuruBujêng-bujêngTergesa-gesa
BuwangBucalBuwangBucalBuang / Melemparkan
CangkêmLêsanCangkêm / TutukLêsanMulut
CaosSeba??Menghadap / Menemui
Carita?CritaCriosCerita
Cêg?CêkêlNgastaPegangCêgcêgan (Pegangan)
CilikAlitCilikAlitKecil
CobaCobiCobaCobiCoba
Cungur / Irung?IrungGranaHidung
CukurParasCukurParasCukur
DadiDadosDadiDadosJadi
DagangSadeanDagangSadeanDagang
DakeGadahPunya (Dapat)
DalanDêrmagiDalanMargaJalan
Dandan?DandanDandosBerhias
Dawuk?Dewasa
DêlêngNingaliDêlêngNingali / MirsaniMelihat
DhadhaJajaDhadhaJajaDada
DamarPandhêmDamarPandamLampu
DêmênTresnaDêmênTresnaCinta
Dêmplon?Seksi
Dêngkul / Tur?DêngkulJengkuLutut
DewekPiyambêkSendiri
DiDiDiDipunDi (Imbuhan)Cirebon Bebasan : "Dibarokahi", dialek Indramayu Krama : "Dipun Barokahi"
DinaDintênDinaDintênHari(Sedinten-dinten = Sehari-hari)
Dolan?Dolan?Main
DomJarumDomJarumJarum
DoyanPurun / KersaDoyanPurun / KersaSuka / Mau
DuitYatraDuitYatraUang
DulungNdahariDulangNdahariSuap (Makan)
DurungDêrêngDurungDêrêngBelum
DuweGadahDuweGadahPunya
DuwurInggilDuwurInggilTinggi
êlingêmutêlingêmutIngat
êmbahêyangêmbahêyangKakek-Nenek
EmbuhWikanEmbuhKirangan / WikanTidak Tahu
??Embun-embunanPasundulanEmbun-embun
EmongBotenEmongMbotenTidak Mau
EnakEcaEnakEcaEnak
êndasSirahKepala
êndhêpêndhapêndhêp / CindekêndhapPendek
êndiPundiêndiPundiMana
êndogTiganêndogTiganTelur
êngkoAjengNanti
ênomênêmênomênêm / timurMuda
êntêkTêlasêntokTêlasHabis
Enteni?EnteniEntosiMenunggu
ErtiErtosArti(Ngertos = Mengerti) (Basa Iku alat Komunikasi, Umpami panjenengan ngertos ya leres! = Bahasa itu alat komunikasi kalau anda mengerti ya bagus!)
EsukEnjingEsukEnjingPagi
EtungEtangEtungEtangHitung
GajahLimanGajahLimanGajah
GampangGampilGampangGampilMudah
GantiGantosGantiGantosGanti
GawaBaktaGawaBaktaBawambakta (Membawa), Gawaan / bektan (Barang Bawaan)
GaweDamelGaweDamelKerja
GedangPisangPisang
GedeAgengBesar
GêlêmPurunGêlêmPurunMau
GelangBinggelGelangBinggelGelang
GelungUkelGelungUkelGulung
GemuyuGemujengGemuyuGemujengTertawa
GenUgiJuga
GenapJangkepGenapJangkepLengkap
GeniBramaGeniBramaApi
Gering / Kuru /Pêyang?GeringKeraKurus
Getek?Geli
GetihRahGetihRahDarah
GigirPêngkêranGigirPêngkêranPunggung
GodhongRonGodhongRonDaun
Golek?GolekPadosWayang Kayu (Golek)
GugahWunguGugahWunguBangun
GulaGêndisGulaGêndisGula
GuluJanggaGuluJanggaLeher
GaweanDamelan?GunemanPekerjaan
GuyonGujêngGuyonGujêngBercandaGegujengan (Bercandaan)
IdêpIbingIdepIbingBulu Mata
IduKecohIduKecohLudah
Iga?IgaUnusanIga
IjoIjêmIjoIjêmHijau
IlangIcalIlangIcalHilang
IlatLidahIlatLidahLidah
Imbuh?ImbuhTandukTambahan
Inep?InepSipengBermalam
InguIngahInguIngahPelihara
IrêngCêmêngIrêngCêmêngHitam
IsorAndhapIsorAndhapBawah
IsinLingsemIsinLingsemMalu
IsunIngsun / KulaReang / KitaKulaSaya
IwakUlamIwakUlamIkan
IyaInggihIyaInggihYa
JagaRaksaJagaReksaJagaNjaga, Ngraksa (Menjaga)
JagoSawungJagoSawungAyam Jago
JagongLinggihDodokLinggihDuduk
JalaJambêtJalaJambêtJala
Jalir???Pelacur
JalukPundhutJupuk / JokotPendhetAmbil
JamuJampiJamuJampiJamu
Jaran?JaranTitihanKuda
JareCapeJareCriyosKata (Ucap)Cirebonan : "Cape sinten?" (Kata (ucap) siapa?)
Jenggot?JenggotGumbalaJenggot
Jêriji?DrijiRacikanJari
JeroLebetJeroLebetDalam
Jingkat?KagetKejotTerkejut
Joget?JogedBeksaGoyang
Kabar / WartaWartosKabar / WartaWartosBerita
KabehSedantênKabehSêdayaSemua
KabênêranKalêrêsanKabêranKêlêrêsanKebetulan
KacaKacaPaningalanKaca
KaePunikaKaenPunikaItu (Dekat dengan si Pembicara)
Kali / LêpênBenawiKali / LêpênBenawiSungai
Kalung?KalungSangsanganKalung
Kandha?KandhaSanjangBercerita
KanggoKanggeKanggoKanggeUntuk
KarangKawisKarangKawisKarang
KarenaKêrantênKarena
KariKantunKariKantunSisa (Tinggal Terakhir) / Tertinggal / TerakhirKantun-kantun (akhirnya)
KaroKaliyanKaroKaliyanBersamaTeng bioskop kalian sinten inggih? (Di bioskop bersama siapa, ya?)
KaroSarengKaroDengan(Garam sareng Gendhis dicampur mawon Kang! = "Garam dengan Gula dicampur aja Kang!")
KatonKêtingalKatonKêtingalDapat dilihat
Katok / CangcutLancingKatokLancingCelana dalam
KaweruhKaweruhSeserepanPengetahuan
Kaya / ala-alaKadosKayaKadosSeperti(Kados Mekoten = Sepeti Begitu / Seperti Itu)
KayuKajengKayuKajengKayu
Kebanjur?KebanjurKelajengTersiram
Kêbo?KêboMaesaKerbau
KêdêrEwedKêdêrEwedBingung
KelanjutanKelanjênganKelanjutan
KelapaKerambilKelapaKerambilKelapa
KeliruKlentuKeliru
KembangSekarKembangSekarBunga
Kêmit?Jaga (Tugas Jaga)Kêmit Desa (Orang yang menjaga Desa)
KêmulSingepKêmulSingepSelimut
Kên / Kahin / JaritSinjangJaritSinjangKain
KeneRikiKeneRikiSini
KêponakanKêpênakanKêponakanKêpênakanKeponakan
KêpribenKêpripunKêpribenKêpripunBagaimana
KêramasJamasKramasJamasKeramas
Kêrasan / Bêtah?KrasanKraosBetah
KêringetRiweKêringetRiweKeringat
Kêris?KerisDuwungKeris
KêrtasDalancangKertasDlancangKertasCirebonan : "Daluwang" (Kertas yang terbuat dari Kulit Kayu)
KêtaraKetaraKetawisJelas
KêtemuKêpanggihKêtemuKêpanggihBertemu
Kêtuwon?Percuma / tidak dilayani dengan baik
Kêyok?KalahKawonKalahKekalahan (Cirebon : Kasoran)
KiePuniki / KihEnya / KienPuniki / NikiIni
KijingSekaranKijingSekaranGilang Makam
KiraKintenKiraKintenKira (Perkiraan)Kinten-Kinten (Kira-Kira)
KirimKintunKirimKintunKirim
KlambiRasukanKlambiRasukanPakaian
KongkonKengkenKongkonKengkenSuruh
KuburanPasareanKuburanPasareanKuburan
Kudu / MesthiKedahKuduKedahHarus
Kuku?KukuKenakaKuku
KulonKulen / KulwanKulonKulenBarat
KumatKumatKimatKumat
KumpulKêmpalKumpul
KunaKinaKunaKuno
KuningJenerKuningJenarKuning
KupingTalingaKupingTalinganTelinga
KurangKirangKurangKirangKurang
KuwasaKuwasaKuwaosKuasa
KuwatirKuwaosKhawatir
Kuwayang?Terbayang
KuweKuh / PunikuKuwenKuh / PunikuItu(Jauh dari si pembicara)
Lahiran?Bayen?Melahirkan
LainDudu / SanesDuduSanesBukan
LakaBotên wêntênLangkaBotên wêntênTidak Ada
LakiJaliSuami
LamaDanguLawasLami / DanguLama
LamunBilihSeandainya
LamunUmpamiUmpama
LanangJali / JalerLanangJalerLaki-laki
LarangHawisLarangAwisMahal
LengaLisaMinyak
Lenga LatungLisa latungMinyak tanah
LêwihLangkungLebih
LimaGangsalLimaGangsalLima
LungaKesahPergi
LupaLêpatKlalenKesupenLupa
LuruNgilariCari
LuruNggulatiCari
MabokMêndhêmêndhêmMêndhêmMabuk
MacaMaosBaca
Manfaat / FaedahGunaManfaat / FaedahGinaManfaat
ManganDaharMakan
MangkatTindakBerangkat
ManingMalihLagi
ManjingMlebetMasuk
MataSocaMata
MatiPejahMati
MayidLaywanJisimLayonJenazah
MeluMiletIkut
Mencleng?Lompat
MênganaMrikaKesana
MênêMrikiKesini
MêngkononMêngkotênBegitu
MêtuMedalKeluar
MlakuMlampahBerjalan
MlayuMlajengLari
Mungkin?Mungkin
Nang / NingTengDi (Tempat)
Nang ArepTeng AjengDi Depan
Nang IsorTeng AndapDi Bawah
Nang kanaTeng RikuDi situ
Nang MendhiTeng PundiDimana
Nini?Nini?Nenek
NgajiNgaosMengaji
NginumNgombeMinum
NguyuNyeniKencing
OlihAngsalMendapat
OmongGunêmCaturNgendikaBicara
PadaSamiSama
Pada baeSami mawonSama saja
Pancal?Tendang
PapatSêkawanEmpat
ParêkCakêtDekat
PasarPêkênPasar
PatePademPadam
PatiPatosPatiPatosTerlaluBeli Pati Doyan (Tidak Terlalu Suka)
PayungPajengPayungPajengPayung
PêrabotPêrantiAbahPirantosPerabotan
PêrcayaPêrcantênPercaya
LawangKontênLawangKontênPintuLawang arep (Pintu Depan), Lawang Gada (Pintu Gerbang)keramas
PiraPintênBerapa
Piring?AjangAmbengPiring
Polah?oleh / lakuakeh polah (banyak perlakuan, banyak tingkah)
PuntenHampuraMaaf
Purun?MauPanjenengan purun?(kamu mau?)
PutihPethakPutih
Rabi / KurênIstriBojoSemaIstriSekurên = Sejodoh
RadaRabiAgakRada Manis (agak manis)
Rewel?Cerewet
Ro / RuaKalihDua
RunguPirengRunguMidhangetDengarNgrungu, Mireng (Mendengar)
SabênUnggalSetiap
SalahSawonSalah
SambutSambêtPinjam
SapaSintênSiapa(Kaliyan Sinten? "Sama Siapa?")
SawahSabinSawah
SedangSiwegSedang (Melakukan)(Siweg Punapa? "Sedang Apa")
SegaSêkulNasi
SejenLiyaLain(Mangga diterasken Liya-liya ae = "Silahkan diteruskan lain-lainnya")
SekienSênikiSekarang
SekikiBenjingSukikiBenjingBesok
Senajan / AriMenawiAriMenawaWalau
SenengBungahBeragBingahSenang
SetitikSakedikSedikit
SijiSêtunggalSatu
SiraPanjenenganAnda
SiraPanjênênganKowe / SiraSampeyan / PanjenenganKamu
SrogManggaEnyaManggaSilahkan AmbilCirebonan : "Ya Asrog (Silahkan Ambil)"
SuweSuweLamiLama
YaManggaAyo / ElosManggaSilahkanCirebon : "Ya Asrog (Silahkan Ambil)"
TakenDanguTakonTakenTanyaAndangu (Bertanya)
TamuSemaTamu
TandukSingatTandukSingatTanduk
TekaDugiTekaDugiTiba
TeluTiba??Tiga
TerusTerasTeruskan
TuaSepuhTua
TukuTumbasBeli
TurTuntenBacutLajengSelanjutnya
TuruKilem / Tilem / KulemTidur
UmahGriyaRumah
Untap?Durhaka
UpaiSukaniUpaiSukaniBeriNgupai, Nyukani (Memberi)
UripGesangHidup
UwisSampunSudah
WadonIstriPerempuan
WaktuSelaWaktuWaktosWaktu
WanciWayahSaat
WaregTuwukKenyang
WongTiyangOrang
WulanSasiBulan
?KajabaKecuali
?LanDan
?JentikKelingking
?LebTutup"Dileb = Ditutup" (Penggunaan Pada "Pintu")
?MaksadMaksud(Maksadipun = Maksudnya)
?WiraosBicara
BelajarSinau / GinauBelajarSinauBelajar
?KahItu(dekat dari si pembicara)
?WarasSehat
?BethekAdangBethakMenanak Nasi
?SeratJungkatSeratSerabut / Serat
??KenguluKajangBantal

[sunting]Dialek Bahasa Cirebon

Menurut Nurdin M. Noer, Ketua Lembaga Basa lan Sastra Cirebon, Bahasa Cirebon memiliki setidaknya ada beberapa dialek, yakni Bahasa Cirebon dialek Dermayon atau yang dikenal sebagai Bahasa Indramayuan, Bahasa Cirebon dialek Jawareh (Jawa Sawareh) atau Bahasa Jawa Separuh, Bahasa Cirebon dialek Plered dan dialek Gegesik (Cirebon Barat wilayah Utara)

[sunting]Bahasa Cirebon dialek Jawareh (Jawa Sawareh)

Dialek Jawareh atau disebut juga sebagai Jawa Sawareh (separuh) merupakan dialek dari Bahasa Cirebon yang berada disekitar perbatasan Kabupaten Cirebon dengan Brebes, atau sekitar Perbatasan dengan Kabupaten Majalengka dan Kuningan. Dialek Jawareh ini merupakan gabungan dari separuh Bahasa Jawa dan separuh bahasa Sunda. [14]

[sunting]Bahasa Cirebon dialek Dermayon

Dialek Dermayon merupakan dialek Bahasa Cirebon yang digunakan secara luas di wilayah Kabupaten Indramayu, menurut Metode Guiter, dialek Dermayon ini memiliki perbedaan sekitar 30% dengan Bahasa Cirebon sendiri. Ciri utama dari penutur dialek Dermayon adalah dengan menggunakan kata "Reang" sebagai sebutan untuk kata "Saya" dan bukannya menggunakan kata "Isun" seperti halnya yang digunakan oleh penutur Bahasa Cirebon.

[sunting]Bahasa Cirebon dialek Plered (Cirebon Barat)

Dialek Plered merupakan dialek Bahasa Cirebon yang digunakan di wilayah sebelah barat Kabupaten Cirebon, dialek ini dikenal dengan cirinya yaitu penggunaan huruf "o" yang kental, misalkan pada Bahasa Cirebon standar menggunakan kata "Sira", dialek Kabupaten Cirebon bagian Barat ini menggunakan kata "Siro" untuk mengartikan "Kamu", kata "Apa" menjadi "Apo" dan Jendela menjadi "Jendelo". Penutur dialek yang menempati kawasan barat Kabupaten Cirebon ini lebih mengekspresikan dirinya dengan sebutan "Wong Cirebon", berbeda dengan Penduduk Kota Cirebon yang menggunakan Bahasa Cirebon standar (Sira) yang menyebut diri mereka sebagai "Tiang Grage", walaupun antara "Wong Cirebon" dan "Tiang Grage" memiliki arti yang sama, yaitu "Orang Cirebon" [15]

[sunting]Parikan Cirebon dialek Plered (Pantun Cirebon)

Berbalas pantun atau Parikan dalam Bahasa Cirebon dialek Plered antara Widudung Hamdan, Sipo dan Wahyu Pawaka
Widudung Hamdan :
Uwoh srikayo di paih tawas...
Sambel trasi enak di pangan..
Kayo kayo atine kulo keloas.
Inget rabi langko ning iringan..

maso iyo, digawo-gawo menggawe
Sipo :
Angon wedus ning jagat dermayu
Pengen adus mung sayang langko banyu
Widudung Hamdan:
ano sego dimot ning kardus..
Tuku srabi oline combo..
Ang sipo bli usoh adus..
Daripado rabi bli ngengumbo..
Wahyu Pawaka :
Isuk-isuk tuku srabi...
Tukue bari ngajar layangan...
Usuk-isuk ngobrol rabi...
Gawe kesirian wong bujangan...
Widudung Hamdan:
Miyang meng grage tuku penganan..
Olih berkat iwak cemplunge ano sing ngicipi..
Mulane gen gage kawinan..
Engko mangkat menggawe ano sing ngambunge pipi...

adaaaaauuw...
Wahyu Pawaka :
Uler gendon ngereketi pelem...
Olih berkat olih apem...
Nonton wayang langka tarube...
Bocah wadon durung ana kang gelem...
Bokat ana kang gelem...
Hayuh miyang ning pak lebe...

hehee...
Widudung Hamdan:
Gawe adon-adon kanggo gawe apem..
Tukuh sarung plekat larang regane..
Duduh saking wadon bli gelem..
Saking durung niat bae lanange..

glegek ndipit...
akaka...

[sunting]Bahasa Cirebon dialek Gegesik (Cirebon Barat wilayah Utara)

Dialek Gegesik merupakan dialek yang digunakan di wilayah Cirebon Barat wilayah Utara disekitar Kecamatan Gegesik, Bahasa Cirebon dialek Gegesik sering digunakan dalam bahasa pengantar Pewayangan oleh Dalang dari Cirebon dan kemungkinan dialek ini lebih halus ketimbang dialeknya "wong cirebon" sendiri. [16]

[sunting]Perbandingan Dialek Bahasa Cirebon

Bahasa Cirebon BakuDialek IndramayuDialek PleredDialek CiwaringinDialek Pekaleran*Indonesia
Ana (Bagongan)AnaAnoAnaAnaAda
Apa (Bagongan)ApaApoApaApaApa
Bapak (Bagongan)Bapak?Bapa / MamaBapakBapak
Beli (Bagongan)OraOroBeli / OraBliTidak
Dulung (Bagongan)DulangDulungMulukSuapSuap (Makan)
Elok (Bagongan)SokatLokSokIlokPernah
Isun (Bagongan)ReangIsunIsun / KitaNyong / KitaSaya
Kula (Bebasan)KulaKuloKulaKulaSaya
Lagi apa? (Bagongan)Lagi apa?Deng apo?Lagi ApaLagi ApaSedang apa?
Laka (Bagongan)LakaLakoLakaLaka / langkaTidak ada
Paman (Bagongan)PamanPamanMangMamangPaman
Salah (Bagongan)SalahSaloSalahSalahSalah
Sewang (Bagongan)SewongSawong-Sewang / EwangSeorang (Masing-masing)
  • Dialek Pekaleran digunakan di wilayah Kabupaten Majalengka wilayah Utara, oleh karenanya disebut Pekaleran (Sebelah Utara), wilayah utama penggunanya ada di Kecamatan Kertajati, Jatitujuh, Ligung, Sumberjaya, sementara wilayah sekitarnya seperti Kecamatan Leuwimunding, Palasah, Jatiwangi, Dawuan, Kasokandel, Sukahaji dan Sindang merupakan wilayah percampuran antara Bahasa Sunda dialek Majalengka dengan Bahasa Cirebon dan Banyumasan yang dikenal dengan Bahasa Jawareh (Jawa Sewareh) atau Jawa Setengah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar